Beranda Facebook Post “Hijab Itu Syari’at Yahudi”

“Hijab Itu Syari’at Yahudi”

29493
20

Saya sudah sering sekali menulis tentang sejarah, tradisi, dan budaya hijab, berseri-seri, sampai bosan (jika berminat, silakan dicari sendiri, jangan suruh saya yang nyari. Emang gue cowok apaan?). Salah satu fakta menarik tentang sejarah, tradisi, dan budaya hijab ini adalah bahwa tradisi tentang hijab (kain penutup kepala), abaya (kain penutup tubuh seperti “jilbab”), dan bahkan burqa, niqab, atau khimar (kain penutup wajah) bukan hanya dipraktekkan oleh perempuan Muslim Arab saja, khususnya perempuan Arab Badui yang memiliki pola hidup nomadik, tetapi juga oleh perempuan non-Muslimah dan non-Arab, termasuk komunitas Yahudi.

Ajaran tentang hijab memang disyariatkan dalam teks-teks dan Kitab Suci umat Yahudi (seperti Talmud). Jauh berabad-abad sebelum Al-Qur’an hadir, Kitab Suci Yahudi sudah mengsyari’atkan tentang hijab ini. Karena itu tradisi hijab ini bukan hanya “sangat Islami” tetapi juga “sangat Yahudi”. Bukan hanya “sangat Qur’ani” tetapi juga “sangat Talmudi”.

Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ada sejumlah tokoh, rabbi, ulama, kelompok, dan sekte Yahudi dewasa ini yang mengklaim bahwa hijab itu adalah “Syari’at Yahudi”. Beberapa kelompok Yahudi ortodoks memandang berhijab merupakan “panggilan ilahi” yang harus ditaati oleh semua umat Yahudi.

Salah satu tokoh Yahudi yang getol menyuarakan gerakan “hijab Syar’i” adalah Bruria Keren, seorang pemimpin Yahudi ortodoks di Israel. Ia bahkan mengklaim bahwa asal-usul “tradisi hijab” itu berasal dari Yahudi dan karena itu siapa saja, perempuan mana saja, yang mengenakan hijab berarti telah meniru-niru ajaran, budaya, dan tradisi Yahudi. Menurutnya, kitab-kitab suci agama di Timur Tengah, termasuk Al-Qur’an, yang mengajarkan tentang hijab berarti telah mengjiplak Kitab Talmud. Klaim ini sebetulnya sangat berlebihan dan hiperbolik mengingat jauh sebelum masa Israelite (Yahudi Kuno), tradisi hijab ini sudah dipraktekkan oleh berbagai suku dan kelompok masyarakat di Timur Tengah (Mesopotamia, Assyria, dlsb).

Selanjutnya, Bruria Keren menyerukan agar semua kaum Hawa Yahudi untuk berhijab bukan hanya semata-mata demi memenuhi “panggilan ilahi” tetapi juga sebagai lambang kesederhanaan sekaligus perlindungan dari kemungkinan kejahatan atas kaum perempuan yang dilakukan oleh para pria hidung belang-belang.

Di Israel ada sekelompok Yahudi yang menamakan diri “Sekte Burqa Heredi” yang bahkan lebih ketat dalam menerapkan “Syari’at hijab” ini. Kaum perempuan Yahudi Heredi Burqa, bukan hanya membalut tubuh dan kepala mereka dengan baik tetapi bahkan menutup rapat wajah mereka dengan sehelai kain yang disebut “frumka” (semacam niqab atau burqa, persis seperti perempuan Saudi, Arab Badui, atau perempuan Afganistan di zaman rezim Taliban). Karena mengenakan busana yang ekstrim ini, maka sejumlah media menyebut mereka sebagai “Yahudi Taliban”. Seperti klaim dan penegasan dari Bruria Keren, sejumlah tokoh Yahudi dari sekte Heredi ini seperti Rabbi Yitzchok Tuvia Weiss juga menyatakan bahwa penggunaan tata busana super ketat ini dalam rangka untuk menegakkan “syariat Yahudi” sekaligus untuk kembali ke ajaran orisinal Talmud tentang wasiat berhijab sebagai simbol kesahajaan bagi perempuan.

Jika perempuan dari Sekte Burqa Heredi menutup rapat seluruh tubuh mereka, maka perempuan sekte Yahudi Ortodoks lain seperti Lev Tahor di Kanada (hususnya Ontario dan Quebec) mengenakan hijab dan jilbab minus kain penutup muka seperti tampak dalam foto ini (courtasy: CanadianContent) yang mirip sekali dengan ukhti-ukhti Muslimah atau kaum “hijaber” di Indonesia dan lainnya. Dalam Bahasa Ibrani, Lev Tahor berarti “hati yang suci”. Sekte ini merupakan salah satu kelompok ultra-ortodoks Yahudi yang dipimpin oleh Rabbi Shlomo Helbrans yang gencar menentang Zionisme dan aneksasi Israel atas Palestina. Kelompok Yahudi ulraortodoks juga bertebaran di Amerika. Dalam kehidupan sehari-hari, pengikut sekte Lev Tahor ini sangat sederhana dan “apa adanya” dalam menjalani hidup serta jauh dari hiruk-pikuk kemewahan duniawi.

Beberapa ajaran fundamental atau karaktristik mendasar Sekte Lev Tahor ini antara lain penolakan terhadap Negara Israel modern sampai datangnya sang “Juru Selamat”, menolak semua bentuk kehidupan modern karena dianggap bid’ah, kewajiban memakai baju / jubah traditional berwarna hitam, mengikuti “diet Yahudi” dalam pola-makan (termasuk tidak makan daging babi karena dianggap haram), kawin muda, berbicara dengan Bahasa Yiddish, rumah sangat sederhana tanpa dekorasi modern, dlsb.

Nah, sekarang bagi umat Islam jangan suka mengkapir-kapirkan Yahudi ya karena banyak sekali ajaran, tradisi, dan budaya Islam yang diserap dari Yahudi. Lagi pula gak baik lo mengkapirkan umat Yahudi atau Kristen karena mereka kan “kakak pertama” dan “kakak kedua” kaum Muslim. Jadi “si ragil” jangan nakal ya? He he. Selamat Hari Minggu…

 

Artikulli paraprakIlusi dan Ambisi Politik Hizbut Tahrir
Artikulli tjetërDuh Gusti, Lucunya Negeriku
Antropolog Budaya di King Fahd University, Direktur Nusantara Institute, Kontributor The Middle East Institute, Kolumnis Deutsche Welle, dan Senior Fellow di National University of Singapore.

20 KOMENTAR

  1. Apakah tulisan ini menurunkan kadar keimanan kita ?
    Tidak juga menurut saya.
    Tulisan ini membuka wawasan berfikir kita, kalau tidak suka dengan pendapat dari Prof Sumanto saya pikir tidak masalah.
    Semua sangat tergantung dari cara berfikir kita.
    Karena cara berpikir kita menjadi indikator kualitas berfikir kita.

  2. Alhamdulillah, berarti ini membuktikan bahwa syariat hijab/jilbab itu bukan budaya arab tapi syariat agama. Jadi kalau ada orang yang bilang muslimah berhijab itu hanya mengikuti budaya arab berarti mereka orang bodoh yang bukan hanya tidak paham syariat tapi juga tidak tahu sejarah.
    Dan bukanlah hal yang mengherankan kalau ada bebarapa kemiripan antara syariah Islam dengan syariah yahudi, karena kedua agama tersebut pada dasarnya berasal dari Tuhan yang sama. Yang membuat yahudi kafir itu bukan pakaian mereka, tapi karena mereka tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

  3. Tulisan Prof cukup membuat panas dingin bagi mereka yang merasa bahwa yang mereka fahami benar atau membenarkan, sebagaimana yang semakin membesar di Indonesia, apa yang tidak diterjemahkan dalam Alquraan disebut keluar jalur atau bid’ah padahal Alquran adalah petunjuk bagi orang yang mau berfikir bukan menerjemahkan huruf atau kata, karena huruf dalam Alquran ada yang tidak bisa diterjemahkan, sehingga para wali Allah akan selelu merenung dan berfikir bagaimana agar dapat menyampaikan firman Allah agar lebih difahami dalam kehidupan umat, sebagaimana menggunakan hijab untuk menutup aurat perempuan bukan hanya penutup kepala dengan kain halus sehingga ketika ditutupkan bagian lekuk tubuh yang seharusnya tidak terlihat malah membentuk lekukan yang menimbulkan fikiran negatif, sehingga marilah kita terus berupaya berfikir menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran/petunjuk bukan hanya ucapan dan perilaku kehidupan nabi Muhammad saat masih hidup seperti anjuran memelihara janggut kalau ras arab pada umumnya akan memeilkik janggut yang lebat dan bagus, kalau kita tidak memilkik janggut bagus ya memeliharanya dengan dibersihkan sehingga terlihat rapih dan bersih.

  4. Sdh cape2 sy baca isinya ga mutu. Sy kira ada yg baru. Buang2 waktu aja.
    Syariat Nabi Muhammad itu bukan syariat baru. Alloh SWT menurunkan syariat sejak nabi Adam syariatnya satu. Jadi kalo ada kesamaan ya pastilah. Bkn meniru. Krn sumber syariat adlh wahyu. Ini kan pelajaran paling dasar dari syariat. Masa sih gagal paham?

  5. Urus aja agama masing2 alquran jelas, berjilbab wajib, luar agama islam kafir, masalahnya dimana?? Agama lain mengatakan orang islam mungkin caranya juga, misal domba tersesat ngak ada masalah, jalani aja kehidupan masing agar damai, tak usah memprovokasi jadi damai.

  6. Apakah Penekanan artikel ini pada hijab yang disyariatkan untuk Yahudi dan Muslim? setuju. karena kalau Kristen suka-suka
    Atau penekanannya pada KAPAN hijab pertama kali dikenal oleh Sejarah? jawabannya pada zaman Hammurabi (bukan Yahudi dan Islam)
    Tapi kenapa Hammurabi luput dari artikel ya?

    genghiskhun.com

  7. Saudara pertama sangat identik dengan saudara ketiga bahkan dalam beberapa hal menunjukkan keidentikan, baik dalam menjalankan perintah agama atau masalah aqidah, tapi kenapa saudara kedua beda sendiri? Apakah karena saudara kedua lahir sebagai anak tiri sehingga kehilangan hak nasab Abraham?

  8. Jadi orang Yahudi sama Kristen ini ga kafir ya?
    Gimana ya prof, saya juga ga pernah manggil2 atau teriak2 kafir ke orang lain sih..
    tapi gini, saya baca…

    Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam” – Al-Maidah 5 : 17

    Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga” – Al-Maidah 5 : 73

    Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam.. – Al Bayyinah 98 : 6

    setau saya sih Qur’an bilangnya gitu… apa iya ni Allah berperilaku ga baik gara2 di wahyu nya bilang mereka kafir? terus kita manut siapa kalo gitu?

  9. Memang adakalanya syari’at agama-agama sebelum islam (yahudi/nasrani) kadang ada kesamaannya dengan Islam. Ini tidak mengherankan karena ketiga agama tersebut (Yahudi,Nasrani & Islam) berasal dari Tuhan yang satu.
    Hijab adalah syari’at yang diperintahkan bagi umat Islam.
    Ketika seorang muslimah memakai hijab bukan berarti dia sedang mengikuti ajaran yahudi… tetapi dia sedang menjalankan kewajiban yang diperintahkan oleh Alloh dalam syari’at Islam untuk berhijab.
    Kalau ternyata hijab juga diperintahkan bagi wanita yahudi itu seharusnya menjadi cambuk bagi muslimah untuk lebih bersemangat dalam memakai hijab karena ternyata hijab adalah ayari’at agama agama sebelum Islam yang juga disyari’atkan dalam agama Islam.
    Ternyata hijab adalah pakaian wanita solhah spanjang masa, dari zaman dulu sampai zaman now

    • yang anda katakan BENAR …
      Masyarakat waktu itu, Yahudi, Nasrani dan Islam, kan yang itu2 juga (jasirah Arab) dan di sekitarnya … Ya, pakaiannya seperti itu2 juga lah… Masa iya ada yang pakai baju kerudung.
      Makna dalam Alquran : berhijablah menutupi aurat dan ulurkan jilbabmu (kebawah menutupi dada), bermakna umum… Tidak disebutkan, berpakaian hijablah seperti yang dipakai orang Arab, Yahudi, Nasrani.
      Jadi, di luar Arab (dskt), tentu cara berbusananya berbeda. Tapi setelah menjadi muslim, berhijablah (tutup auratmu). Caranya dengan baju kurung yang longgar pun TIDAK MASALAH … Atau berkemeja longgar menutupi sampai ke leher, lengan panjang dan turun menutupi bokong, boleh2 saja …
      Kalaupun mau mengikuti berhijab cara yang orang Yahudi, Nasrani, Islam di Arab, ya silahkan .. tapi tidak wajib !!! Yang wajib : busana yang menutupi aurat dan tidak ketat !!!
      Kesimpulannya BERHIJAB adalah cara berpakaian SOPAN cara Islam, tidak harus khusus berpakaian seperti orang Arab dskt….

  10. Memang adakalanya syari’at agama-agama sebelum islam (yahudi/nasrani) kadang ada kesamaannya dengan Islam. Ini tidak mengherankan karena ketiga agama tersebut (Yahudi,Nasrani & Islam) berasal dari Tuhan yang satu.
    Hijab adalah syari’at yang diperintahkan bagi umat Islam.
    Ketika seorang muslimah memakai hijab bukan berarti dia sedang mengikuti ajaran yahudi… tetapi dia sedang menjalankan kewajiban yang diperintahkan oleh Alloh dalam syari’at Islam untuk berhijab.
    Kalau ternyata hijab juga diperintahkan bagi wanita yahudi itu seharusnya menjadi cambuk bagi muslimah untuk lebih bersemangat dalam memakai hijab karena ternyata hijab adalah ayari’at agama agama sebelum Islam yang juga disyari’atkan dalam agama Islam.
    Ternyata hijab adalah pakaian wanita solhah spanjang masa, dari zaman dulu sampai zaman now

Tinggalkan Balasan ke Lusi Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini