Coba kalian perhatikan “akhlak” anak-anak ingusan jaman sekarang? Kok bisa dia (“Pandu W”) mengatain Kiai Mustafa Bisri atau Gus Mus dengan sebutan “Ndasmu” (seperti di foto di bawah ini). Berbeda pendapat itu hal yang biasa tetapi harus disampaikan dengan tetap menjunjung tinggi etika dan tata krama apalagi berpendapat dengan seorang kiai dan ulama.
Gus Mus itu seorang ulama besar dan kiai yang sangat dihormati, bukan hanya di lingkungan Nahdhatul Ulama saja tetapi juga di Indonesia pada umumnya. Beliau adalah putra seorang ulama yang sangat hebat ilmu Islamnya (KH Bisri Mustafa) yang juga penulis kitab Tafsir Al-Ibriz yang sangat langka. Gus Mus adalah seorang ulama-penyair yang sangat rendah hati dan dalam wawasan dan pengetahuan keislamannya yang beliau peroleh bukan hanya di pesantren-pesantren di Jawa tetapi juga di Timur Tengah.
Kira-kira setan dan iblis dari mana yang merasuki si Pandu ini? Aliran sesat mana yang meracuni otak anak ini? Guru siapa (kalau memang ia punya guru) yang mengajarinya? Ormas apa yang membuat dia tak beretika?
Jika umat Islam diam saja melihat para ulama dihina, maka gantilah pakaian kalian dengan kain kafan! [SQ]