Tiba-tiba saya teringat dua buah Hadis Nabi Muhammad yang sayup-sayup mulai tak terdengar lagi lantaran tertutup oleh ulah (sejumlah) umat Islam yang hiruk-pikuk mengurusi “agama simbol” atau “agama guncu”. Hadis ini juga “nyaris lenyap” karena terhalangi oleh tingkah-polah sebagian kelompok Islam yang begitu heroik dan gegap-gempita menyerbu obyek-obyek mati yang dianggap sebagai “sumber syirik” (penyekutuan Tuhan) yang bisa mengotori kesucian serta menodai kemurnian dan keesaan Tuhan.
Oleh sejumlah kelompok Islam puritan-reformis ekstrim yang “kami tauhiden” (ketauhid-tauhidan atau “ketuhan-tuhanan”), obyek-obyek seperti kuburan, patung (patung orang atau binatang), batu nisan, dunia klenik, obyek-obyek yang dikeramatkan orang (seperti pohon, sungai, keris, binatang, gunung, batu, dlsb), atau bahkan gambar / foto / lukisan orang dan binatang itu semua bisa menyebabkan orang tersungkur ke dalam kekafiran dan kemusyrikan, dan karenanya wajib hukumnya untuk dimusnahkan dari muka bumi.
Karena itu Anda jangan kaget kalau mereka di sejumlah tempat begitu bersemangat untuk merusak patung-patung (tentu saja tidak semua patung mereka obrak-abrik: misalnya patung polisi atau patung-patung di markas TNI ya mereka nggak berani he he). Gambar-gampar atau foto orang atau binatang juga mereka musnahkan (tentu saja tidak semuanya: duit apa saja termasuk “duit Arab” yang ada foto dan gambarnya ya tetap saja mereka simpan he he). Bagi mereka, tidak ada “duit sekuler” atau “uang liberal”. Semua uang bagi mereka adalah “religius” jadi tidak perlu dibakar dan dilenyapkan he he.
Eh sampai lupa belum menyebutkan bunyi Hadisnya. Hadisnya (yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim) kira-kira begini bunyinya: “Dan sesungguhnya demi Allah, saya tidak khawatir kalian akan berbuat syirik sepeninggalku. Akan tetapi saya justru takut kalian akan berebut dunia.” Dalam Hadis lain yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya, saya tidak takut kalian berbuat syirik. Yang saya khawatirkan atas kalian adalah dunia. Kalian akan saling berlomba-lomba di dunia, dan saling bunuh. Maka kalian akan hancur sebagaimana hancurnya umat sebelum kalian.”
Saya kira dua Hadis ini adalah “tamparan telak” buat sejumlah kaum Muslim yang begitu bergemuruh memburu obyek-obyek yang dianggap atau dituduh sebagai “biang kerok” syirik tetapi pada saat yang bersamaan, mereka justru tanpa sadar telah melakukan atau mempraktekkan tindakan syirik itu sendiri, yaitu “memberhalakan dunia”. Mereka benci setengah mati dengan kuburan tetapi cinta setengah mati dengan mall, hotel, supermarket, dlsb. Mereka hancurkan obyek-obyek spiritual yang dikeramatkan oleh umat tetapi pada saat yang sama mengeramatkan obyek-obyek modern. Mereka takut dengan “dunia klenik tradisional” tetapi mereka gandrung dengan “dunia klenik modern”: teknologi. Mereka mengaku anti-syirik dan pantang “menyekutukan Tuhan” tetapi mereka telah menuhankan obyek-obyek lain: pemimpin, raja, sultan, klerik, jabatan, kekuasaan, uang, harta, kekayaan, dlsb. Inilah yang saya maksud sebagai “syirik modern” sebagai lawan dari “syirik tradisional”. “Cinta dunia” adalah “syirik modern”.
Saya memandang “gerakan anti-syirik” (baca “syirik tradisional”) yang dipropagandakan sejumlah kelompok Islam ekstrim-konservatif itu sebagai tindakan lebay, “genit”, dan hipokrit untuk menutupi borok-borok mereka yang “gandrung” dengan duniawi. Betul kata Nabi diatas bahwa beliau tidak khawatir dengan perbuatan syirik, bahkan Tuhan pun tidak peduli orang mau berbuat syirik kek, kapir kek karena memang Tuhan tidak butuh disembah dan tidak butuh sesembahan. Karena itu jangan dikit-dikit bilang syirik, salah-salah kita sendiri yang justru terjerumus ke dalam kesyirikan. [SQ]