Dalam kelas sosiologiku kami mendiskusikan buku klasik sosiolog Perancis Emile Durkheim, “Suicide“, yang mendiskusikan tentang kasus-kasus bunuh diri di kalangan Protestan dan Katolik. Supaya menarik, saya pancing dengan peristiwa-peristiwa “bom bunuh diri” yang dilakukan oleh sejumlah jihadis di berbagai negara, termasuk di Timur Tengah.

Suasana kelas tiba-tiba jadi ramai dan menariknya tidak ada satupun para mahasiswa Arab-ku (baik Saudi maupun bukan) yang setuju dengan praktek-praktek “jihad kekerasan” yang membunuh anak-anak dan warga sipil yang terjadi di Kenya oleh kelompok teroris Al-Shabbab yang menewaskan ratusan mahasiswa Garissa University College maupun serangan ISIS ke tempat-tempat pengungsi Palestina dan lain-lain.

Mereka juga menolak bergabung dengan kelompok jihadis garis keras dan lebih memilih untuk melanjutkan sekolah di negara-negara Barat. Lho gimana to ini, wong sebagian kelompok Islam di Indonesia ramai-ramai mendukung ISIS karena dianggap memperjuangkan Islam dan umat Islam, la kok malah warga Arab/Saudi sendiri emoh.[SQ]

Artikulli paraprakUmat Kristen dan Non-Muslim di Uni Emirat Arab
Artikulli tjetërArab Kristen, Arab Yahudi, dan Injil-Talmud Bahasa Arab
Antropolog Budaya di King Fahd University, Direktur Nusantara Institute, Kontributor The Middle East Institute, Kolumnis Deutsche Welle, dan Senior Fellow di National University of Singapore.