Sedang ngobrol santai di sebuah warung kopi dan teh dengan warga Syiah dan Sunni di daerah Qatif, Saudi Timur. Warung teh/kopi adalah sebuah “ruang publik” yang biasa digunakan oleh warga untuk ngumpul, bercengkrama, bergurau, ngrumpi, berbagi cerita dan informasi seolah tidak ada masalah dan perbedaan sedikitpun di antara mereka.

Beberapa warga juga cerita kalau mereka biasa mengadakan acara sama-sama, bahkan kawin-mawin, yang sudah berlangsung turun-temurun dari generasi ke generasi. Memang hubungan antar/inter-agama baru akan menjadi masalah, jika ada sebagian kelompok yang melakukan “politisasi agama” atau sebaliknya, “agamaisasi politik”.

Karena itu, waspadalah Anda jangan sampai kalian terpancing dengan isu-isu murahan yang bisa memorak-porandakan hubungan damai antar-manusia. [SQ]

Artikulli paraprakOman: Rezim “Islam Ibadi” di Timur Tengah
Artikulli tjetërTidak Semua Yahudi Itu Pendukung Zionisme
Antropolog Budaya di King Fahd University, Direktur Nusantara Institute, Kontributor The Middle East Institute, Kolumnis Deutsche Welle, dan Senior Fellow di National University of Singapore.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini