Melanjutkan postingan saya sebelumnya tentang konflik Sunni-Syiah di Arab/Timur Tengah kontemporer. Jika kita perhatikan dg seksama, tidak ada “kekerasan komunal” Sunni-Syiah di kawasan ini. Pelaku kekerasan biasanya dilakukan oleh “kelompok profesional” seperti penembak jitu & “teroris”, bukan oleh massa.
Tidak pernah ada “gerombolan massa” apalagi sambil membawa pentungan & aneka senjata tajam untuk mengepung warga Syiah serta merusak properti mereka seperti halnya terjadi di Indonesia.
Di Saudi dan negara-negara Arab Teluk pada umumnya, jika ada kelompok massa yang menggeruduk warga Syiah atau sebaliknya, pasti sudah ditangkap, dipenjara, atau dieksekusi oleh aparat pemerintah karena dianggap mengganggu stabilitas sosial, politik, dan ekonomi negara.
Aparat keamamanan Saudi juga sudah menangkap & mengeksekusi para pelaku penembakan warga Syiah di Ahsa & pelaku pengeboman sejumlah masjid Syiah di Qatif dan lain-lain yang dilakukan oleh sindikat ISIS. Warga Syiah yang saya temui juga memaklumi, pelaku kekerasan ini hanyalah “sejumput” kelompok ekstrim.
Sejak era Raja Fahad 1980-an dan puncaknya di era Raja Abdullah yang dikenal sangat moderat & toleran, sudah banyak sekali upaya perbaikan menyangkut hajat hidup warga Syiah di sektor sosial, keagamaan, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.
Mendiang Raja Abdullah banyak melakukan upaya “pasifikasi” atau “deradikalisasi” sejumlah kelompok “Wahabi ekstrim” yang antipati terhadap Syiah. Banyak warga Syiah yang bekerja di berbagai sektor industri, jasa, dan kampus-kampus.
Di kampusku juga banyak warga Syiah (baik sebagai murid maupun pengajar, sebagian bahkan memimpin sejumlah departemen) seperti pernah saya tulis di Gatra. Putra Mahkota Muhammad Bin Nayef yang merangkap Menteri Dalam Negeri & penaggung jawab sektor “keamanan nasional” saat ini juga telah melakukan berbagai terobosan penting seperti melarang khotbah-khotbah provokatif anti-Syiah dan mengganti para “khotib provokator”.
Lalu, dari mana asal-usul gerombolan “Islam pentungan” di Indonesia itu? Dari mana pula “ideologi Islam ngamukan” itu diperoleh? Saya berani jamin, jika kelompok “Islam pentungan” ini ngamuk dan menggeruduk warga Syiah di Saudi, mereka sudah ditangkap, di sel, dan “digunduli” satu per satu…