Bagi banyak orang di Indonesia dan juga masyarakat di negara-negara lain pada umumnya, mengira bahwa penduduk Israel semua bersuku Yahudi dan pemeluk agama Yahudi (Judaism). Kenyataanya tidak. Sekitar 20 persen penduduk Israel adalah Arab dan mayoritas Muslim. Sebagaimana etnik Yahudi, warga Arab Israel juga berkerja dan menduduki berbagai posisi di birokrasi pemerintahan, bisnis dan juga kemiliteran serta kepolisian. Sebagai warga Israel, komunitas Arab ini juga akan membela teritorinya.

Warga Arab yang kebetulan bekerja atau bertugas sebagai tentara dan polisi Israel akan melakukan berbagai perintah atasan untuk melawan Palestina, tidak peduli sesama Arab dan Muslim, mereka bekerja “profesional” sebagai aparat pemerintah Israel. Jadi, kekerasan Israel terhadap warga Palestina ini tidak melulu dilakukan oleh tentara/polisi Yahudi, tapi juga Arab itu sendiri.

Sementara itu warga Yahudi di Israel juga bermacam-macam aliran dan sektenya: ada Yahudi Haredi (kelompok ultra-ortodoks, sekitar 9 persen), Yahudi Dati (kaum religious, sekitar 13 persen), Yahudi Masorti (kelompok tradisional, sekitar 29 persen), dan Yahudi Hiloni (kelompok sekuler, sekitar 49 persen). Masing-masing dari mereka memiliki pandangan dan praktek keagamaan serta sikap politik yang berlainan satu dengan lainnya yang jauh dari kesan tunggal dan monolitik.

Yahudi itu adalah nama yang sangat unik. Kata Yahudi dalam konteks kontemporer merujuk pada nama etnik sekaligus agama. Ada pula yang menyebut Yahudi sebagai sebuah “suku”. Banyak orang menganggap setiap orang Yahudi adalah pemeluk agama Yahudi (Judaisme). Anggapan ini keliru besar. Ada banyak orang Yahudi yang tidak beragama Yahudi.

Ada banyak Yahudi sekuler-ateis, agnostik atau memeluk agama lain termasuk Islam. Ada sebuah kelompok bernama “Jews for Allah“, misalnya, yang merupakan kumpulan orang-orang Yahudi Muslim. Dalam sejarah Islam, juga ada tokoh bernama Hussain Ibn Sailam dari Yatsrib (kini Madinah) yang dikenal sebagai rabbi (“Kiai Yahudi”) pertama yang memeluk Islam dan menjadi sahabat setia Nabi Muhammad.

Dari segi populasi, kaum Yahudi yang berjumlah sekitar 14 juta jiwa, tidak hanya ada di Israel tetapi juga di negara-negara lain. Penduduk Yahudi di Amerika bahkan konon lebih banyak dari penduduk Yahudi di Israel yang berjumlah sekitar 6 juta. Masyarakat Yahudi juga banyak yang tinggal di negara-negara Arab yang dikenal dengan sebutan al-Yahud al-‘Arab atau “Yahudi Mizrahi” sebagai lawan dari Yahudi Sephardi di Eropa. Di Israel sendiri seperti saya sebutkan diatas, ada banyak jenis Yahudi yang masing-masing memiliki sikap, pandangan, dan pemahaman politik serta praktek keagamamaan yang berlainan.

Tidak semua kelompok-kelompok Yahudi yang saya sebutkan diatas itu mendukung “negara modern” Israel. Banyak juga dari mereka yang menentang Zionisme. Singkatnya: Yahudi itu, sebagaimana etnik-etnik lain di muka bumi ini, sangat warna-warni dari aspek budaya, agama, politik dan sebagainya.

Foto di bawah ini adalah contoh dari perempuan “ultra-ortodoks” Yahudi Haredi (kalau kurang foto, silakan cari di Google image ada seabrek) yang sering disebut sebagai “Yahudi Taliban” karena mengenakan pakaian “jilbab syar’i” ketat plus burqa dan niqab. Jadi, kalau ada perempuan Muslimah yang ketat memakai “jilbab, hijab, penutup muka itu sangat “Islami” atau sangat “Yahudi” ya?[SQ]

Artikulli paraprakArab Berlomba-Lomba Sekolah di Amerika dan Barat
Artikulli tjetërNetanyahu dan Perdamaian Israel-Palestina
Antropolog Budaya di King Fahd University, Direktur Nusantara Institute, Kontributor The Middle East Institute, Kolumnis Deutsche Welle, dan Senior Fellow di National University of Singapore.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini