Suatu saat ada seorang murid Saudi tergopoh-gopoh menemuiku dan menyapa:

“Duktur (doktor), saya ingin bicara soal rahasia tapi mohon duktur jangan marah ya?” begitu pintanya.

“Oke, saya tidak akan marah, soal apa itu?” tanyaku.

“Begini duktur, waktu ujian mid-semester kemarin ada satu soal yang secara tidak sengaja saya menyontek dari teman, dan kebetulan jawabannya benar. Jadi mohon nilai saya dikurangi satu poin untuk menebus kesalahan ini karena saya menganggap hal ini perbuatan haram dan tidak pantas. Maaf duktur, sekali lagi, jangan marah ya?”

Saya pun mengiyakan permintaanya, saya kurangi satu poin karena memang satu pertanyaan bobot nilainya satu. Tetapi karena ia telah berbuat jujur, saya pun naikkan lagi nilainya. [e]

Artikulli paraprakPerlunya Menghargai Kebudayaan Lokal
Artikulli tjetër“Kultum” Mahasiswa Arab
Antropolog Budaya di King Fahd University, Direktur Nusantara Institute, Kontributor The Middle East Institute, Kolumnis Deutsche Welle, dan Senior Fellow di National University of Singapore.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini