Ini pertanyaan serius: “Kenapa banyak kaum beragama yang justru menjadi egois atau “selfish?” Karena didorong oleh keinginan kuat dan “nafsu membara” untuk masuk surga. Banyak kaum Muslim yang justru terperangkap ke dalam perilaku egois, selfish yang mementingkan diri sendiri serta kurang peka terhadap masalah sosial-kemanusiaan-kemasyarakatan di sekitarnya.
Lihat saja banyak kaum Muslim di Indonesia misalnya yang sampai berkali-kali “naik haji” (padahal yang diwajibkan cuma sekali seumur hidup) sehingga membuat daftar waiting list pendaftar haji semakin panjang mengular dan bahkan menganakonda. Padahal pemerintah Arab Saudi sendiri telah membatasi warganya yang sudah naik haji tidak boleh berhaji lagi selama 5 tahun.
Apa gerangan yang mereka kejar sampai haji berkali-kali? Apalagi kalau bukan dorongan agar dirinya mendapat pahala melimpah, bayangan surga yang aduhai, rezeki nomplok, jabatan langgeng, usaha lancar dan sebagainya.
Ada keyakinan bahwa berdoa di tempat suci di Ka’bah dan Masjid Haram (atau di Masjid Nabawi di Madinah dan tempat-tempat sakral-historis lain di Haramain) akan terkabul. Ada keyakinan bahwa sekali beribadah di tempat-tempat sakral ini senilai ratusan ribu kali ibadah di tempat-tempat lain diluar Makah dan Madinah.
Untuk menggapai semua impian ini dan guna menumpuk pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal kelak saat ajal menjemput, sebagian umat Islam pun rela mengeluarkan banyak uang dan harta; sebagian mereka bahkan rela mendesak, menyikut, menyeruduk para jamaah haji / umrah lain saat thawaf, sa’i, melempar jumrah dan sebagainya.
Mereka tidak peduli dengan nasib jamaah lain, masa bodoh dengan kebodohan umat lain, persetan dengan kemelaratan orang lain. Pokoknya, yang penting dirinya kelak di alam akhirat bisa “heppiiii” menikmati surga dengan segala isinya. Egois kan? [SQ]