Bahrain adalah negar ayang sangat unik di kawasan Arab Teluk, khususnya jika dilihat dari tiga hal berikut ini.
Pertama, pluralitas agama & etnis. Tidak seperti umumnya negara-negara di Arab Teluk, negara-kepulauan mini tetangga Arab Saudi ini sangat menarik dilihat dari struktur etnis dan aspek keragaman agama.
Negara-kerajaan yang dipimpin rezim Al-Khalifa ini, terdapat cukup banyak populasi non-Muslim, khususnya Kristen dan Hindu, tapi juga Yahudi. Ada sekitar 10% warga Kristen Bahrain, baik native maupun bukan (khususnya dari Suriah, Lebanon, dan Palestina).
Sehingga tidak heran kalau di Bahrain berdiri megah sejumlah gereja (Anglican, Katolik, Ortodoks). Sinagog Yahudi juga ada. Konon sudah ratusan tahun, masyarakat Arab Kristen & Yahudi ini mendiami Bahrain, jauh sebelum Ahmad bin Muhammad al-Khalifa menaklukkan negeri ini di akhir abad ke-18. Populasi Kristen & non-Muslim bertambah banyak setelah datangnya gelombang imigran dr Filipina, India, dan Sri Lanka.
Kedua, meskipun Syiah adalah mayoritas disini (sekitar 65-70%), pemerintah & politik dikontrol oleh Sunni, sama seperti Irak zaman Saddam Husein dulu. Meski begitu, baik Sunni maupun Syiah berasal dari berbagai etnik.
Untuk Syiah, ada Syiah-Arab Baharna, Syiah Hasawi, Syiah Persi, dan lain-lain. Untuk Sunni, ada Sunni Arab, Sunni Huwala, Suni Baloch, Sunni Persi, dan lain sebagainya. Dengan struktur sosial-masyarakat yang demikian, relasi Sunni-Syiah menjadi sangat kompleks, tidak sesimpel seperti yang dibayangkan orang.
Ketiga, Bahrain adalah tempat “industri malam” yang menggairahkan bagi para turis, baik Arab, Barat, atau siapa saja. Di negara ini, bisa dengan mudah dijumpai klub malam dengan aneka hiburan yang aduhai layaknya Las Vegas.
Semua yang “diharamkan” di Saudi “dihalalkan” di Bahrain (bioskop, alkohol, prostitusi, karoke, tarian-tarian perut, dan lain sebagainya). Konon menurut muridku yang dari Bahrain, semua itu “halal” untuk semua warga non-Bahrain. Bahrain dengan begitu telah menjelma menjadi “industri turisme” yang mengasyikkan bagi para pelancong & penggemar “dunia hiburan”.
Karena itu anda jangan kaget, jika setiap weekend, jalan raya Saudi-Bahrain menjadi padat merayap penuh sesak dengan antrean mobil bak jalan Jakarta-Puncak. Kira-kira mau apa mereka di Bahrain? Ayo tebak mau apa? he he