Di dunia Arab, lagi khususnya kawasan Arab Teluk (UEA, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Saudi) yang saya amati, perubahan tidak hanya terjadi dalam hal tata busana saja, dalam hal “pola makan” juga terjadi perubahan dramatis.
Jika dulu, orang-orang hanya makan roti gandum, daging onta atau domba, atau susu onta saja, sekarang Arab Teluk sudah mengalami “revolusi makanan” yang luar biasa. Memang berbagai jenis makanan tradisional masih digemari. Saya juga hobi sekali makan aneka makanan tradisional Arab yang aduhai rasanya…
Diluar makanan-makanan tradisional ini, salah satu yang paling menonjol adalah perkembangan pesat restoran cepat saji. Di kawasan ini akan sangat gampang sekali menjumpai berbagai restauran cepat saji seperti Pizza Hut, McDonald, KFC, Subway, Burger King, Dunkin Donuts, dan lain sebagainya, tidak hanya di mal saja tapi bahkan di kampus-kampus. Keuntungan yang diraup dari bisnis restoran cepat saji sangat besar.
Di Saudi saja, menurut data yang dilansir oleh Euromonitor International, total penjualan fast food tahun 2014 mencapai SAR 22 Milyar (sekitar Rp. 80 Trilyun). Tidak hanya restauran cepat saji saja, restauran-resaturan populer di Amerika juga menjamur di Arab Teluk sebut saja Hamburgini, Terrace Grill, Applebees’s, Taco Bell, Planet Hollywood, Steak House, Buffelo Kings, dan lain sebagainya.
Warga Arab menjadi konsumen setia aneka jenis “makanan Barat” ini karena memang mereka hobi makan selain hobi yang lain-lain…