Taqiyah itu “mahluk” apaan sih? Kenapa sejumlah kelompok Muslim yang anti-Syiah, hobi sekali menuduh Syiah sebagai pengamal doktrin taqiyah? Emang non-Syiah tidak melakukan hal serupa? Menurut sejumlah kelompok Muslim anti-Syiah ini, jika ada orang-orang Syiah yang baik, itu karena mereka sedang ber-“taqiyah” atau penyamaran atau penyembunyian identitas diri sebagai upaya penyelamatan.
Maksudnya, kebaikan orang-orang Syiah itu hipokrit atau kamuflase karena pada hakikatnya mereka adalah “orang-orang jahat” yang berbahaya dan berpotensi mengancam stabilitas agama, bangsa dan negara.
Saya tegaskan, “doktrin” taqiyah itu tidak hanya monopoli kaum Syiah. Hampir setiap individu -Syiah-Sunni, Muslim-non-Muslim atau siapa saja- telah mempraktekkan “doktrin” ini karena manusia pada hakekatnya adalah, mengutip Abner Cohen, “a political man“, selain “an economic man“.
Kaum Muslim di Barat dan negara-negara mayoritas non-Muslim lain, kaum non-Muslim di negara-negara mayoritas Muslim, kaum teis di negara-negara ateis, kaum minoritas terhadap kelompok mayoritas, kaum Sunni di Iran, kaum Syiah di Saudi dan seterusnya hampir semua mengamalkan “ajaran” dan “konsep” taqiyah ini.
Di Saudi atau Qatar yang “mazhab negara”-nya berhaluan “Wahabi” atau “Salafi”, bahkan tidak hanya Syiah yang bertaqiyah, kelompok Sunni non-Wahabi juga melakukan taqiyah.
Saya melihat kaum Muslim non-“Wahabi” atau Salafi di sini (baik Arab, Pakistan, India, Bangladesh, Afrika, juga Indonesia) banyak yang “ujug-ujug” menjadi “Salafi” baik dalam hal berpotongan (berjenggot panjang, misalnya) berpakaian (misal, memakai thaub atau “jubah Arab”), maupun berpandangan (yang “khas” pemikiran Salafi) karena adanya dorongan kepentingan politik-ekonomi tadi (selain faktor-faktor lain tentunya).
Jadi sekali lagi, keliru besar, jika konsep taqiyah itu hanya dialamatkan kepada kelompok Syiah. Bisa jadi mereka yang menuduh Syiah bertaqiyah itu sedang melakukan taqiyah juga. Hiduplah yang rukun dan jangan saling membenci karena bumi ini diciptakan untuk semua umat manusia -baik beragama maupun tidak beragama. Janganlah mudah mengkafir-sesatkan orang dan kelompok lain, karena belum tentu klaim-klaim kebenaran praktek keagamaan kita itu benar adanya di hadapan Tuhan. Janganlah gampang mengkafir-sesatkan orang dan kelompok lain, salah-salah justru kalian sendiri yang terjerumus ke dalam lembah kekafiran dan kesesatan. (SQ)