Kuliah virtual ini khusus untuk teman-teman Muslim dan Muslimah di Indonesia yang hobi mengklaim bahwa tradisi hijab itu “eksklusif Islam.” Karena “gagal paham” menganggap atau bahkan berkeyakinan bahwa hijab adalah “properti” umat Islam belaka, maka tidak jarang mereka sering “sensi”, ngamuk, dan marah-marah kalau melihat non-Muslim memakai jilbab.
Menurut mereka, umat non-Muslim yang memakai hijab itu telah melecehkan dan menghina Islam. Atau, jika tidak, mereka menganggap kaum non-Muslimah yang “ujug-ujug” (tiba-tiba) berjilbab itu berarti sudah mendapat hidayah. Tuduhan dan anggapan ini bermula dari asumsi dan keyakinan yang keliru bahwa hijab itu adalah “properti” umat Islam saja. Sudah sering saya katakan bahwa, dalam konteks sejarah, tradisi hijab itu sudah ada jauh sebelum Islam lahir di Mekah.
Tradisi berhijab ini, misalnya, sudah dipraktekkan oleh masyarakat Assyria kuno ribuan tahun sebelum “bayi Islam” lahir di abad ke-7 M. Di kemudian hari, umat Yahudi dan Kristen (yang juga sama-sama lahir di Timur Tengah) melanjutkan tradisi ini seperti disebutkan dalam berbagai kitab suci mereka.
Belakangan, “si bungsu” Islam juga ikut-ikutan “kakak-kakak” mereka. Dalam sejarahnya, peradaban Byzantium dan Persia-lah yang memperkenalkan tradisi hijab ini ke Jazirah Arab. Jika dewasa ini kita melihat banyak umat Kristen dan Yahudi yang tidak berhijab itu semata-mata lantaran proses sejarah di mana kedua agama ini sudah lama mengalami “proses pembaratan”, sesuatu yang tidak dialami oleh Islam. Berbeda dengan Islam yang “gagal” di Eropa sejak tumbangnya Daulah Andalusiyah di Spanyol pada akhir abad ke-15, Kristen (Katolik Roma maupun Protestan) sukses menancapkan kakinya disana yang kemudian merambah ke Amerika dan Australia.
Karena tradisi hijab ini juga menjadi bagian dari sejarah, tradisi, dan kebudayaan umat Kristen dan Yahudi, maka tidak mengherankan jika ada sejumlah kelompok agama Kristen dan Yahudi masa kini yang masih memelihara dan mempraktekkan tradisi hijab ini seperti komunitas Kristen atau Katolik Ortodoks di berbagai negara, belum termasuk kaum perempuan Arab Kristen di Timur Tengah seperti Lebanon, Suriah, Iraq, Palestina, Mesir, Yordania, dan lain sebagainya. Foto di bawah ini hanyalah sekelumit contoh dari penampilan kaum perempuan Kristen di Irak yang tidak hanya berhijab tetapi juga sepertinya sambil menenteng Kitab Injil berbahasa Arab.
Begitu pula, komunitas Yahudi juga banyak yang berhijab (bahkan berniqab/berburqa seperti kaum Muslimah Saudi atau Qatar) seperti kelompok Sekte Burqa Heradi di Israel misalnya. Mereka menyebutnya “frumka” yang diperkenalkan oleh Bruria Keren, seorang tokoh agama Israel yang mengklaim bahwa tradisi hijab itu aslinya dari Yahudi, dan karena itu ia mengkampanyekan perempuan Yahudi untuk berhijab. Selain komunitas Yahudi Heradi, juga ada sekte Yahudi Lev Tahor di Quebec, Kanada (seperti foto di bawah ini) yang mengajarkan dan mempraktekkan tradisi hijab.
Silakan diperhatikan dengan baik dan seksama tata-busana dari “kakak pertama” Yahudi dan “kakak kedua” Kristen ini. Sama persis kan dengan ukhti/akhwat Muslimah? Nah sekarang, saya tanya: hijab itu properti siapa, hayo? (SQ)