Tentang “Wahabi dan Nasionalisme”. Apakah kaum “Wahabi” (sengaja saya pakai tanda kutip karena banyak ari mereka yang “kurang sreg” dengan kata ini dan lebih suka dengan sebutan “salafi”) itu kaum nasionalis? Jawabannya “ya”. Kaum “Wahabi” itu sangat nasionalis & patriotis. Berkali-kali Grand Mufti Saudi Syeikh Abdulaziz Al Syaikh menyerukan warga Saudi tentang pentingnya patriotisme terhadap negara dan kewajiban membela teritori Saudi dr berbagai ancaman luar-dalam yg berpotensi membahayakan stabilitas sosial-politik-ekonomi-keamanan Kerajaan Arab Saudi.
Pendiri “Wahabisme”, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab (dari tokoh inilah nama “Wahabi” itu disematkan) memang sangat “patriotik” dan membela pemimpin politik Muhammad bin Saud guna melawan penjajah Turki Usmani sejak abad ke-18.
Seperti NU dulu (dan sekarang) yang menggalang semangat patriotik dan jihad melawan kaum penjajah & kelompok-kelompok anti-kebangsaan, kaum “Wahabi” juga sama: sangat aktif dan heroik dalam menggalang semangat patriotisme & spirit kebangsaan, baik melalui pendidikan, lagu, tarian, fatwa, ceramah, dan lain sebagainya.
Dalam konteks ini, maka saya melihat agak aneh & lucu kalau ada “fans” dan “cheerleaders” Wahabi/Salafi di Indonesia yang mati-matian anti-nasionalisme & kenegeraan. Seharusnya atau idealnya mereka memiliki semangat nasionalisme & cinta kebangsaan yang menggebu-gebu, bukan malah menggebu-gebu anti-keindonesiaan dengan dalih mementingkan keagamaan.
Jika mereka tidak memiliki “spirit nasionalisme” ini, saya kok ragu jangan-jangan mereka ini bukan “kaum Wahabi” atau, kemungkinan lain, mereka inilah antara lain yang saya sebut sebagai “Wahabi asesoris” yang cuma bermodal jenggot & celana cingkrang doang atau, jika bukan, mereka ini kemungkinan “Wahabi mualaf” yang baru belajar tentang “kewahabian”…