Suatu saat saya (S) “berdebat sengit” dengan Mamat (M), aktivis fanatik sebuah ormas Islam ngetop di Indonesia, tentang Ulama. Berikut cuplikan debat tersebut.
S: Mat, kamu kenapa kok sepertinya marah-marah dan kesal denganku sampai mengata-ngataiku dengan ucapan yang tidak pantas, tidak sopan, dan tidak senonoh. Emang apa salahku?
M: Salahmu menghina ulama goblok. Kamu selalu nyinyir dengan ulama. Apa kamu tidak tahu kalau ulama itu pewaris para nabi?

S: Sabar Mat, perasaan saya tidak pernah menghina ulama deh. Emang kapan saya menghina ulama?
M: Hampir tiap hari kamu menista ulama di Facebook. Jangan berlagak bego lu Ahoker.

S: Maaf Mat, menurut Anda ulama itu apa ya?
M: Dasar goblok, masak ulama saja tidak tahu. Katanya kamu dosen tapi kok gak tahu ulama sih. Dasar dosen abal-abal. Makanya jangan sok menghina ulama kalau ulama saja tidak tahu. Ulama itu seperti yang di tipi-tipi tukang ceramah itu goblok.

S: Oh, jadi ulama itu yang tukang ceramah di tipi-tipi. Itu kan contoh ulama menurut Mamat, bukan pengertian ulama. Yang saya tanyakan itu pengertian ulama, menurut Mamat apa pengertian ulama itu?
M: Yang namanya ulama ya pasti pengertian lah. Kalau gak pengertian namanya bukan ulama. Kamu ini memang betul-betul guoblok ya. Percuma kamu sekolah tinggi-tinggi kalau ulama saja tidak tahu. Sudah tidak tahu ulama tapi tiap hari menista ulama.

S: Mat, bagaimana bisa kamu menuduh saya telah menista ulama, wong menurutmu saya tidak tahu ulama? Jadi tolong jelasin ulama itu apa Mat?
M: Kan tadi sudah saya jelasin kalau ulama itu yang suka ceramah di tipi-tipi itu. Kok tanya lagi sih. Kamu punya otak gak sih?

S: Kalau tentang penceramah di tipi-tipi itu kan contoh ulama menurut Anda. Yang saya tanyakan kan definisi ulama, Mat. Anda tahu gak, ulama itu apa?
M: Ya ampun, nanya lagi nanya lagi. Kan sudah saya jelasin tadi kalau ulama itu adalah para penceramah yang di tipi-tipi itu. Kamu pernah dengerin ceramah-ceramah di tipi gak sih kok sampai gak tahu ulama? Jangan-jangan kamu ini bukan Muslim tapi kapir yang sedang menyamar untuk merusak Islam dari dalam. Percuma lu sekolah tinggi-tinggi kalau ulama saja tidak ngerti.

S: Jadi, Anda tahu ulama itu apa?
M: Ya tahu lah, masak ulama saja tidak tahu. Emang kamu goblok yang gak tahu ulama.

S: Jadi apa dong, ulama itu Mat?
M: Masya Allah, saya sudah bolak-balik jelasin kok masih kagak ngerti juga sih. Kamu ini memang bego banget ya tapi gue heran kok banyak banget pengikutnya di Facebook. Jangan-jangan mereka itu bego semua. Orang bego kan ngumpulnya sama orang bego. Kecebong ngumpulnya sama kecebong. Lebih baik kamu tobat deh mumpung belum terlambat.

S: Kok malah mbahas tobat Mat? Saya kan nanya tentang pengertian atau definisi ulama.
M: Kan sudah saya jawab dari tadi goblok. Kalau ulama itu pasti pengertian, dan yang namanya ulama itu adalah orang-orang yang sering ceramah di tipi-tipi itu. Masih gak paham juga? Kalau masih gak ngerti juga memang kamu gak “lepel” ngomong soal ini. Otaknya dikit sih lu. Sudah dikit tapi belagu menistakan ulama.
S: Memang saya belum paham Mat karena dari tadi saya perhatikan kamu tidak menjelaskan definisi ulama. Jadi, ulama itu apa Mat?

M: Dasaaaarrrrrrrrr guuooobloookkkkk!!!
S: Kok jadi tambah marah Mat? Emang salah saya apa? Saya kan cuma nanya doang ulama itu apa. Tolong dong jelasin ulama itu apa biar saya ngerti?

M: Sudah-sudah minggat sana, dasar kecebong goblok.
S: Jadi, Anda itu sebenarnya tahu gak sih Mat ulama itu apa?
M: Ya ampuunn, ya ya saya tidak tauuuuuu ulama itu apa, sudah sana minggattt!!!!

S: Dari tadi kek bilang kalau Anda itu gak tahu ulama supaya gak buang-buang waktu begini…

 

Artikulli paraprakDitelpon Jokowi
Artikulli tjetërChina: Partner Strategis Negara-Negara Arab Teluk
Antropolog Budaya di King Fahd University, Direktur Nusantara Institute, Kontributor The Middle East Institute, Kolumnis Deutsche Welle, dan Senior Fellow di National University of Singapore.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini