Sejumlah kelompok yang menggalang kampanye anti-Cina dan, menurut mereka, kalau Prabowo menang maka Indonesia akan menjadi negara berdaulat tanpa intervensi China sebetulnya adalah propaganda murahan kelas pasar loakan. Hanya orang-orang yang otaknya ketinggalan di kandang kambing atau kandang sapi saja yang terbuai dengan kendobolan mereka.
Kelompok menengah-elit yang memobilisir massa untuk anti-China sebetulnya juga tahu kalau Indonesia butuh China. Mereka juga tahu dan sadar kalau mereka berbobong untuk ndobosi masa-masa kelas “kambing congek” saja agar tidak memilih Jokowi.
Kalau misalnya paslon yang mereka dukung itu jadi, mereka nanti akan secepat kilat merapat dan berbulan madu dengan China. Itu juga yang dilakukan oleh “Wan Abud” di Jakarta, meskipun waktu kampanye gencar propaganda anti-China.
Para tokoh China tahu betul semua itu hanya gombal-gombalan saja dan ulah para makelar politik saja. Pemerintah PRC juga paham betul kalau para burung blekok-pekok itu cuma sedang berkicau untuk menipu barisan bebek kwek-kwek.
Dulu, waktu kampanye di AS, “si jabrik” yang pernah selpi dengan “si ozon” itu juga gencar sekali menyerang Muslim dan negara-negara Arab Timur Tengah. Ia lakukan itu hanya untuk menyenangkan sebagian pendukung fanatiknya yang anti-Islam/Muslim, yaitu golongan “Mamat-Mimin Mamarika.”
Setelah terpilih, kunjungan perdananya ke negara-negara Arab Teluk sambil membawa proposal permohonan dana dan menagih “pajak keamanan”😁
***
Dunia saat ini hampir susah untuk melepaskan diri dari kekuatan superraksasa PRC. Jangankan Indonesia yang kelas ceke-reme, Ngamerikah saja termehek-mehek karena tersangkut gunungan utang dengan PRC.😊
Karena sadar kekuatan raksasa ekonomi PRC, maka negara-negara Timur Tengah (juga negara-negara di Afrika, Asia Selatan seperti Pakistan dan India, negara-negara di Asia Tengah yang mayoritas berpenduduk Muslim, dlsb) pun sadar lebih baik kerja sama dan membangun mitra strategis (partneran) yang saling menguntungkan ketimbang konfrontasi dengan PRC. Melawan PRC sama saja dengan membenturkan tubuh peot ke Piramid Mesir.
Hasilnya? PRC menjadi salah satu pemain dan kekuatan ekonomi terbesar di Timur Tengah, khususnya di negara-negara Arab Teluk. Hampir tidak ada satu jentil sektor pun yang luput dari sentuhan China.
Di Saudi, China juga sangat mendominasi proyek-proyek pembangunan di berbagai bidang: transportasi, telekomunikasi, perumahan, otomobil, konstruksi, dlsb. China juga yang membangun rel dan KA-nya dari Medinah ke Mekah. Sejak dua dekade silam, produk-produk China–dari mobil, tipi, hengpon sampai sajadah, tasbih, dan boneka onta–membanjiri negara-negara di kawasan Arab Teluk.
Jadi, tidak usah sok-sokkan bergaya anti-China lah, karena sejatinya kalian itu ngegombal, nggedebus, dan berbohong dan membohongi umat belaka. Bagaimana kalian mau anti-China sementara tipi, hengpon, pakaian sampai sempak, cawet, dan kutang kalian itu buatan China.😱
Baca Juga:
- Pak Prabowo, Terorisme Bukan Soal Kemiskinan
- Dukunglah Paslon Idamanmu dengan Cara Elegan
- RUU Perlindungan Tokoh Agama? – Telek Benyek!
Jabal Dhahran, Jazirah Arabia